YUDISIUM KE-3 FASIH

Jum'at, 12 Agustus 2016 merupakan hari yang bersejarah bagi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Tulungagung, hal ini dikarenakan pada tanggal tersebut dilaksanakan Yudisium ke-3 yang diikuti oleh 62 mahasiswa yang akan diwisuda pada tahun 2016 ini. Acara Yudisium ini diisi dengan seminar dengan tema "Mewujudkan Cendekia Syariah Yang Alim, Bertanggung Jawab Dan Beradab", dengan Narasummber utama Bapak KH. Mustain Syafi'i, Cendekiawan Muslim pakar tafsir Alqur'an dari Tebuireng Jombang yang juga sekaligus dosen Universitas Hasyim Asy'ari Jombang. Seluruh keluarga besar Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum juga hadir pada acara ini, Walaupun acara ini berlangsung sederhana, akan tetapi sangat berkesan terutama bagi para mahasiswa yang akan diwisuda. Berikut kami sampaikan rangkaian acara pada acara tersebut :

Sambutan Rektor IAIN Tulungagung : Dr. Maftuhin, M.Ag.

Fakultas Syariah adalah Fakultas yang mencetak ulama dan dipersiapkan untuk mampu  menjawab segala problem tantangan ditinjau dari segala segi hukum. Syariah adalah ilmu yang berkolaborasi dengan ilmu yang lain artinya setiap ilmu apapun membutuhkan syariah contoh : Perbankan Syariah, pakaian syariah, Ekonomi Syariah dll. Alumnus Fakultas Syariah tidak harus menjadi  sesuai profil utama misalnya, Hakim, Advokat, Kepala KUA, Kkaur Kesra, akan tetapi semua mahasiswa harus mengamalkan ilmu yang diperoleh minimal bagi dirinya sendiri. Alumnus Fakultas Syariah harus mampu menjawab tantangan di zamannya berbekal ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan yang paling terpenting, alumnus harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau strata II (S-2). Alumnus Fakultas Syariah tidak boleh berfikir tentang material an sich (kekayaan).  Seorang ilmuwan diciptakan bukan untuk menjadi kaya, akan tetapi bagaimana ia sibuk mengembangkan kapasitas keilmuannya untuk kemanfaatan manusia. Alumnus Fakultas Syariah tidak boleh menjadi orang yang hanya memberikan stempel halal dan haram, namun bisa memberikan alternatif-alternatif hukum yang meringankan bagi masyarakat.

Sambutan Dekan FASIH IAIN Tulungagung : Dr. Asmawi, M.Ag.

Segala puji bagi Allah, pada tahun ini FASIH untuk kesekan kalinya telah meluluskan 62 mahasiswa, dan sesuai data yang tercatat pada panitia penerimaan mahasiswa baru sampai pagi tadi pukul delapan FASIH telah menerima mahasiswa baru sebanyak 384 mahasiswa. Artinya FASIH semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai fakultas yang membidangi syariah dan ilmu hukum. Saya ditugasi pak Rektor menjadi Dekan di FASIH sudah 3,5 tahun, Insya Allah jika sewaktu-waktu jabatan dimbil oleh Pak Rektor saya sudah siap, dan prediksi saya 1,5 tahun lagi mahasiswa FASIH sdah melebihi 1.000 mahasiswa. Lulusan profil FASIH secara umum harus sebagaimana yang dinyatakan adalam Al qur’an surah Al-Baqarah 122 yang menyatakan bahwa mereka harus menjadi orang yang memperingatkan kepada orang-orang sekelilingnya ketika mereka selesai menimba ilmu.

Pemateri : Dr. KH. Mustain Syafi’i, M.Ag.

Orang muslim tidak seharusnya menjadi miskin, karena ayatnya menjamin, kecuali memang kemiskinan itu dipilih atau memang tidak mau kaya. Perjalanan Nabi 13 tahun menjadi mengembala, 25 tahun menikahi pengusaha kaya raya Khadijah dengan mahar yang sangat banyak. Umur 40 tahun mengurangi kegiatan bisnis. Maka salah sekali jika seseorang itu mengatakan bahwa rasul itu miskin, Nabi adalah orang yang kaya sebagaimana disebut dalam Al-qur’an (Ad-duha). Pengertian syariah sebagaimana disebut dalam Al-qur’an bahwa syariat adalah sesuatu yang sudah tetap, maka kita harus mengikutinya. Dalam Al-qur’an dan hadist sudah terbukti sebanyak 400 pembuktian yang dilakukan oleh para ilmuwan. Artinya Al-qur’an adalah kitab suci yang komperhensif dan mencakup semua bidang keilmuan. Pada potongan kalimat اتخذت بيتا  pada surat al-ankabut ayat 41 para ilmuwan merasa aneh dengan kalimat tersebut, karena pada literatur bahasa arab kata al-ankabut dihukumi mudzakar, akan tetapi dalam kalimat tersebut lafadz اتخذت menggunakan fi’il yang menunjuk kepada muannas, baru kemudian diteliti oleh seorang ilmuwan Amerika, bahwa yang bisa membuat rumah (sarang) adalah laba-laba betina, yang mana pada laba-laba betina terdapat rahim pusat terbentuknya jaring. Sesuai dengan tema Yudisium ini, maka di dunia ini dibutuhkan dua macam orang, yaitu alim dan soleh. Ketika Nabi Adam pertama kali diciptkan, yang ditkadirkan untuk menjadi khlalifah di muka bumi, maka yang diajarkan adalah ilmu (وعلّم ادم الأسماء كلها), akan tetapi sealim apapun seseorang, dia punya peluang terputus dari rahmat Allah swt, maka orang alim (pintar) harus didukung dengan kesalehan. Pertanyannya mengapa diperlukan orang saleh ? karena orang salehlah yang bisa menjaga keamanan bumi, sehingga mereka berbuat kerusakan, karena mereka selalu mengadakan perbaikan (muslihun). Ketika sebelum bi’tsah (sebelum diutus menjadi Rasul), Nabi adalah orang saleh (pribadi yang baik), akan tetapi setelah diutus menjadi rasul Nabi adalah orang yang selalu mengajak kepada kebaikan (muslihun).