HTN GELAR LITERASI DIGITAL DI ERA KEBEBASAN INFORMASI

Pada hari Sabtu, 18 September 2021 Jurusan HTN FASIH UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menggelar pengabdian masyarakat dengan tema Literasi Digital di Era Kebebasan Informasi bagi Santri Ponpes Subulussalam Tulungagung. Acara ini digelar semi daring, santri Pondok Pesantren Subulussalam mengikuti dengan sistem nonton bareng di aula ponpes, 108 peserta bergabung melalui Zoom Meeting, dan 205 peserta melalui Live Youtube FASIH UIN SATU. 
Acara diawali dengan pembukaan pada pukul 09.19 WIB. Pengasuh Pesantren Subulussalam Tulungagung, Dr. H. Zainal Abidin M.A. memberikan apresiasi positif atas agenda yang digelar bagi santri. Ketua Jurusan HTN sekaligus sebagai tim pelaksana, Dr. Hj. Nur Fadhilah M.H. menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menggelar kegiatan bagi santri. Agenda literasi digital adalah salah satu langkah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan agar menjadi pengguna teknologi informasi yang bijak. Literasi digital juga dapat menghindarkan para pengguna dari ancaman tindak kejahatan di dunia maya.
Hadir sebagai narasumber, Nuril Hidayah, M.A., Ketua Komite Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia-MAFINDO. Dosen STAI Miftahul ‘Ula Nganjuk ini menyampaikan bahwa perubahan pola konsumsi dan produksi informasi terjadi di era kebebasan informasi. Akses informasi semakin cepat dan luas serta sense of anonymity juga menjadi penanda era kebebasan informasi. Ketua MAFINDO Jombang ini menekankan pentingnya literasi digital sebagai kecakapan dalam penggunaan internet dan media digital. Magister Linguistik jebolan UGM ini selanjutnya memaparkan etika komunikasi dakwah, kompetensi literasi digital kecakapan digital, budaya digital dan keamanan digital. Selain itu narasumber juga menyajikan video terkait etika di sosial media. 
Peserta webinar sangat antusias dengan pemaparan narasumber. Ada 8 pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Seluruh pertanyaan dijawab secara gamblang oleh narasumber. Acara semakin berwarna dengan pembagian doorprize kepada 8 penanya.
Literasi digital sangat diperlukan khususnya sebagai mahasiswa dan juga santri di pondok pesantren. Dengan literasi digital, santri dan mahasiswa bisa membedakan mana informasi yang hoax dan mana informasi yang valid. (dy-nrf)